Kau nyalakan MOtor BututMu untuk mengarungi rezky
Pagi Malam Kau Meradang Nyawamu di lautan keramaian
Tak Tega ku melihat Kau dengan Keringat mengucur dari Dahi bergelut dengan debu Surgamu
setiap Rupiah Kau kumpulkan Untuk Menutupi Perut Keluargamu
Kau biarkan Sepatu mu yang usang demi Malaikat Kecil dirumah
Kau biarkan kau kurus dan tak terurus demi Jagoan Kecilmu
Tak ada Kata yang Kau sebut selain UNtuk Keluarga
Jalan kau tapaki Penuh derita air Mata
Ku bertanya kepada diriku Apa yang bisa Ku bantu Wahai Pahlawanku
Pahlawanku Menjawab Jangan Wahai Malaikat Kecilku Biar aku yang menangungnya
Dera air Mata Sudah cukup Kau lukiskan Pada dirimu Jangan Kau Paksa jantungmu untuk berdetak lebih keras lagi
Seyummu mengisyartkan kebahagian semu karena kau menyimpan Penderitaanmu Sendiri
KU tak Tega Jahitan BajuMu telah lusuh dimakan Umur
Wahai Malaikat Kecilku Pahlwanku bertanya Umur Ku seperti Baju INi yang sedikit lagi Menjadi Pakaian tak berarti
Jangan Kau sentuh lagi tangan yang penuh kebajikan ini dengan menodai kenakalanmu
Biar Aku yang menangungnya jangan Kau Ulangi Kesalahan WaktuKu dulu jadilah Pangeran bertahta NOtonegoro
selamat Tinggal wahai Malaikat kecilku Doaku menyertaimu
JanganLah Kau bersedih Sudah Cukup Ayahmu ini berjuang untukMu
Hapuslah Keburukan Keluarga ini Dengan Secercah Cahaya dari TanganMU
Salam Untuk Malaikat Kecilku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar